Kategori
id

ID

? Sukacita, kebahagiaan, kesehatan: 1. Kedamaian batin. 2. Mendapatkan kepuasan dari membantu dan menjadi pendukung bagi Orang Lain. Hubungan. 12R.tv❌✅ Saya berharap Anda, saya dan Orang Lain bahwa di akhir tahun depan, kita Masing-masing dapat mengatakan: “2022 adalah tahun terbaik dalam hidup saya ??”. Marcin Ellwart

Kebahagiaan

keadaan mental atau emosional yang baik yang ditandai dengan emosi yang nyaman

Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.[1] Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya.

Para filsuf dan pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi. Definisi ini digunakan untuk menerjemahkan eudaimonia (Bahasa Yunani: εὐδαιμονία)[2] dan masih digunakan dalam teori kebaikan.

Meskipun pengukuran langsung derajat kebahagiaan masih menjadi tantangan, beberapa peneliti telah mengembangkan alat untuk melakukan hal itu, misalnya dengan The Oxford Happiness Questionnaire.[3] Para peneliti juga telah mengidentifikasikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebahagiaan: hubungan dan interaksi sosial, status pernikahan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan religius, penghasilan, serta kedekatan dengan orang-orang bahagia lain.

Wikipedia.org:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kebahagiaan

Kesehatan

kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap

Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan.[1] Pemahaman tentang kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu. Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi kesehatan. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.

Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke waktu.[2]

Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan”.[3] Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur.[2] Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya “kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya.”[4]

Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan memperbaiki status kesehatan mereka masing-masing. Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, sebagaimana definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi kebutuhan, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.[5] Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.[6]

Gerakan promosi kesehatan memungkinkan kesehatan untuk diajarkan, dipelajari, dan diperkuat. Pemahaman konsep kesehatan sebagai “kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur diri sendiri” dan berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah membuka pintu bagi setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri.[7] Hal ini juga memungkinkan setiap orang untuk merasa sehat, bahkan ketika mereka memiliki berbagai penyakit kronis atau berada dalam kondisi terminal.[8][9] Belakangan, istilah “sehat” juga banyak digunakan dalam berbagai konteks organisasi tak hidup yang memengaruhi kepentingan manusia, seperti dalam komunitas sehat, kota sehat, atau lingkungan sehat.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

Hierarki kebutuhan Maslow

teori dalam ilmu psikologi

Hierarki kebutuhan Maslow adalah teori psikologi yang diperkenalkan oleh Ablahnya, “A Theory of Human Motivation”, di Psychological Review pada tahun 1943.[1] Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat yang lebih rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[2]

Konsep Teori Hierarki kebutuhan Maslow

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet.[3] Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[3] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga.[3] Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.[3] Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[3]

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow

Bahasa Indonesia

bahasa nasional Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Tinggi (“Melaka/Riau”). Dalam perkembangannya, ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

Basa Jawa

basa Austronésia

Basa Jawa (ꦧꦱꦗꦮ) iku kagolong basa Austronésia, yaiku basa-basa kang dianggo sawarna-warnaning bangsa pribumi ing kapuloan sakidulwetaning bawana Asia. Basa Jawa kasebar wiwit pucuk kulon pulo Jawa, Banten, nganti pucuk wétan Banyuwangi déning kurang luwih 80 yuta panutur ibu. Kajaba iku, basané uga kasebar ing Indonésia, saka Sumatra nganti Papua, uga ing Timor Wétan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Walanda, Suriname, Curaçao, lan ing Kalédonia Anyar.

Basa Jawa dadi salah sawijining panyumbang kang gedhé dhéwé kanggo panuwuhaning basa Indonésia. Sanadyan dudu basa resmi ing pamrintahan, basa Jawa nduwé prabawa sing luwih akèh tinimbang basa-basa laladan liyané, kaya ta ing tetembungan, lan istilah-istilah kang kadhangkala nganggo tembung Jawa.

https://jv.m.wikipedia.org/wiki/Basa_Jawa

12r.tv – 12r.tv/id